Tangga Pertama

by - 6/14/2012

Ya, tangga pertama. Dua hari kemarin, baru saja menginjakkan kaki di tempat kehidupan selanjutnya gue jalani. IPB. Baru masuk aja gue udah terpana karna luasnya kampus ini. Tanggal 12 Juni adalah hari untuk penyerahan berkas. Walaupun berkas yang diminta sangat banyak dibanding dengan teman2 yang mendapatkan jalur undangan, gue tetep semangat. Karna apapun yang terjadi, apapun yang gue pilih itu sudah menjadi risiko gue sendiri. Dan gue percaya, tuhan sudah mengatur jalan yang terbaik buat hidup gue.

Subuh2 berangkat, dan baru sampai sekitar jam setengah tujuh di daerah Dramaga. Saat masuk di wilayah IPB nya sudah terlihat ramai sekali dengan anak maba bersama orang tuanya. Lalu kita ke gedung CCR tempat penyerahan berkas. Gue masuk ke ruangan CCR 1.0.7 tempat penyerahan berkas untuk anak teknologi pangan dan mesin. Masih cukup sepi yang datang, terlihat sekali perbedaan antara anak mesin dan pangan. Pangan lebih di dominasi dengan anak perempuan, sementara mesin sebaliknya. Bahkan gue bersama teman sempat membuat grup FB untuk mengumpulkan anak pangan yang melek media baru terkumpul lima orang laki2, sementara perempuannya sudah belasan. Kembali lagi ke penyerahan berkas, tadinya gue sempet takut jika ada berkas yang kurang, terlebih rapot yang di legalisir di sekolah belum semuanya terlegalisir, jadi gue bawa seadanya.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya penyerahan berkas selesai juga. Disaat menunggu, gue kenalan sama anak pangan yang berada di sebelah gue, namanya Dhela. Dia anak Tasik, berkerudung  (seperti kebanyakan mahasiswi lainnya) dan sangat ramah. Lalu kami menuju ruang 213 untuk mendapati pengarahan dari kakak kelas tentang kehidupan di IPB. Dengan cukup antusias gue menyimak apa yang di sampaikan. Sayangnya, saat masuk ke ruang pengarahan, kami terpisah dengan anak lainnya jadi susah untuk mengumpulkan anak pangan. Setelah pengarahan ada mobilisasi, sesungguhnya gue gak tau tujuan dari mobilisasi ini apa. Kita cuma disuruh baris lalu keluar menuju gedung GWW tempat orang tua menunggu. Di depan pintu keluar CCR sudah banyak sekali OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah Asal) yang terdiri dari kakak kelas berbagai angkatan yang siap mencari adik2 yang berasal dari daerah yang sama. Sayangnya gue gak liat satupun kakak OMDA Bekasi maupun Jakarta.

Lalu keesokannya, ada kuliah umum di gedung GWW yang hanya di hadiri oleh mahasiswa/i nya saja sementara orang tua gue menunggu di parkiran. Karna takut terpisah lagi akhirnya gue dan Iqo mengumpulkan anak2 ITP 49 dulu di depan gedung, meskipun perempuan dan laki2 tempatnya terpisah, tapi kita tetap kumpul dulu. Lalu setelah terkumpul baru kita masuk, yang putrinya duduk di tempat duduk TA diatas, sementara laki2 di bawah. Cukup banyak acaranya, pidato dari wakil menteri perdagangan, pidato dari alumni IPB yang sudah sukses menjadi entrepreneur dan hiburan dari kakak kelas yang menjuarai lomba2 menyanyi. Kita mendapatkan banyak pelajaran berharga di balik pidato mereka, mungkin IPB dipandang rendah oleh orang2 di luar sana. Tetapi justru banyak orang yang sukses di IPB.

Lalu kami keluar dan kumpul bersama lagi, sambil kenalan satu sama lain kita mengabadikan dahulu dengan foto bersama di depan gedung GWW. Hari itu sangat banyak pengalaman yang aku dapatkan, semoga tanggal 27 saat mulai masuk asrama akan lebih berkesan lagi.

You May Also Like

1 Komentar