Control it!
Hey, kamu! ya, kamu :)
Aku juga senang menulis, terlebih lagi menulis apa yang ingin aku ungkapkan. Katakan saja, aku, kamu, dan beberapa orang lainnya adalah sama. Hanya saja kadarnya yang berbeda. Menulis itu aku akui sangat menyenangkan, bagaimana sebuah tulisan bisa menyalurkan emosi yang ada. Memberi rasa puas pada diri sendiri. Aku pun sama, di luar blog ini pun selain twitter dan path tentunya, aku pun menulis banyak sekali pesan yang aku ingin katakan kepada banyak orang. Ya tidak disini. Tidak untuk publik. Lalu kenapa aku menulisnya? karna lagi-lagi aku tersadar akan tujuan aku menulis itu sendiri. Aku menulis tidak untuk dibaca setiap orang. Aku menulis tidak untuk agar orang lain sadar bahwa 'aku disini'. Aku menulis tidak untuk berlomba-lomba memenangkan seberapa banyak pembaca. Aku menulis untuk mencurahkan emosiku. Dan kau tahu, tidak semua tulisan bisa kau kontrol setiap emosi yang kamu teteskan. Kamu pasti tahu kira-kira siapa saja yang akan membaca tulisanmu. Ya, kamu tahu dia pasti baca itu. Pesan-pesanmu pasti sampai pada orang yang kamu maksud. Tapi apakah kamu juga tahu, berapa banyak orang yang salah mengartikan pesanmu? mungkin niatmu tidak begitu, tapi lebih baik kita sama-sama mengontrol diri. Contohnya saja, apakah kamu tahu ada beberapa jaringan perampok yang berhasil merampok sebuah rumah hanya dengan memantau media sosial seseorang? Aku harap itu tidak terjadi padamu. Dan lagi, berapa orang yang kehilangan pekerjaannya karena memaki-maki bossnya di twitter? seberapa besar niat baikmu itu, ingatlah, people throw rocks at things that shine. Kamu pasti tahu itu. Tapi lebih baik mencegahkan? apa jadinya jika sesuatu malah menimbulkan ghibah dan ke-riya-an? bukankah itu dosa?
Something yang aku pelajari dari seorang teman adalah, aku begitu mengaguminya dan begitu mensupportnya tidak saat aku berbicara dengannya atau ketika dia menceritakan bagaimana kehidupannya, tapi ketika seseorang membuat orang lain penasaran melihat kehidupan normalnya yang biasa-biasa saja, namun dibalik tulang rusuk kehidupan itu tersimpan jantung dan jiwa yang sangat menghidupkan. Seperti melihat berlian yang tertutupi batuan hitam. Sesederhana itu. Namun tidak ternilai. Jika kamu membagi-bagikan hidupmu semuanya tanpa jeda. Apalagi yang akan membuat seseorang penasaran?
0 Komentar