Siapa aku yang akan datang adalah dari hasil keputusanku saat ini

by - 5/05/2020

"Ma, dua tahun lagi pensiun ya?"
"Iya kenapa emang dek?"
"Gak ada persiapan gitu ma mau ngapain setelah pensiun?"
"Ya di rumah, masa kerja terus"
"Ya hobi gitu biar gak bosen"
"Hobi apa, masak udah capek gak kuat"
"Kalo ntar duit tiba2 pas2an gimana?"
"Ya mungkin nanti jual rumah, terus beli rumah di kampung terus berkebun/sawah"
"Gak disiapin aja dari sekarang?"
"Ya nanti aja kalo udah mepet"
"Terus nanti aku juga akan mengalami fase yang sama?"
"Ya gimana lagi itu udah siklus hidup"


Dalam hati gue memberontak. Apakah hidup sepasrah itu tinggal jalanin apa yang sudah digariskan? apakah gak ada pilihan buat setelah pensiun kita bener2 nikmatin hasil kerja keras berpuluh2 tahun dan biarin duit bekerja untuk kita bukan kita yang bekerja untuk duit. Jujur gue seringkali berbeda pendapat sama nyokap terutama masalah perspektif melihat hidup. Orang tua gue ini termasuk sangat konservatif dan cenderung sangat menghindari resiko dalam hidup. Ya gak salah karna semua orang pasti pengen punya jaminan agar hidup kita gak terusik seperti terlilit hutang, dibohongin orang, dan lain hal. Disini bukan berarti gue menjelek2an orang tua gue, tp gue berusaha menarik benang merah mana mindset2 yang gue nilai sehat dan mana yang tidak sehat. Gue sangat menghargai nyokap gue karna apapun keputusan yang dia ambil adalah keputusan yang sudah dipikirkan sangat matang sehingga tidak ada penyesalan sama sekali.

Gue sempet bertanya terkait pendapat nyokap gue jika gue mencoba investasi seperti reksadana yang sejauh gue melihat memang beresiko namun resikonya lebih kecil dibanding investasi saham. Dan nyokap gue bilang jangan. Nanti diboonginlah, rugilah dll. Intinya investasi yang menurut nyokap gue aman paling investasi emas dan properti. Yang jelas2 pasti akan mengalami kenaikan value.

Disamping gue bercerita tentang saham nih, orang tua gue juga sangat sentimen dengan "satu ras tertentu" yang gue gak mau blak2an jelasin karna agak non sense juga kenapa suatu suku tertentu bisa diberi label seakan-akan negatif. Oke, suku tertentu itu mayoritas kaya raya. Oke, suku tertentu itu mengutamakan kekayaannya hanya untuk suku mereka saja. Oke, memang kenyataannya suku tersebut terlihat lebih berhasil dari pribumi istilahnya. Tapi harusnya kita juga bertanya-tanya, kenapa mereka bisa lebih kaya dan berhasil daripada pribumi? apa yang salah? apakah memang tidak bisa kaum pribumi mengalahkan mereka?

Melihat mindset yang terus dipupuk di keluarga gue, mungkin jawabannya akan tidak. Kita atau mungkin 7 generasi kita yang akan datang gak mungkin bisa melewati mereka atau hanya sejajar. Apakah lantas gue harus menerima nasib gue aja kayak gini? jadi karyawan, secure secara finansial karna sudah ada tunjangan pensiun dan lain hal, tinggal tunggu nikah, tunggu pensiun, kemudian meninggal, kemudian anak gue bakal start mengumpulkan duit dari awal lagi untuk akhirnya menjalani siklus hidup yang sama dengan apa yang orang tua dan leluhurnya jalani.

Gue lagi seneng banget dengerin podcast2 yang berisi anak2 muda yang sukses dari wirausaha. Podcast yang sangat gue sarankan untuk didengerin yaitu MaknaTalks dan Finfolk. Kalau MaknaTalks ini sebenernya masih campur aduk dari pengalaman orang yang berhasil dari segala bidang, entah itu wirausaha, komedian, maupun musik. Nah kalo Finfolk ini bener-bener pure isinya orang-orang yang mendalami usaha maupun investment. Di Finfolk ini ada satu episode yang bikin nampar banget, ada satu entrepreneur yang udah berhasil, kurang lebih usianya sama kayak gue sekarang, sekitar 24-27 tahun lah. Tapi dia udah jadi bilioner bahkan udah pernah masuk Forbes under 30. Gila kan. Apa yang dia lakuin? well selain emang dia usaha, dia juga udah invest duitnya dari umur dia belasan. Dulu dia invest 10 juta pas umur belasan itu dan sekarang udah bermiliar-miliar. Gak kaget kenapa berkembang secepet itu karna nilai yang dia investasiin juga besar. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana dia bisa punya 10 juta diumur belasan tahun? well sebenernya di podcast gak diceritain ya, tapi let me guess ya mungkin duit orang tuanya. Rata2 dari kita biasanya memandang rendah orang yang hanya makan dari duit orang tuanya kan. Mungkin juga yang berniat invest itu sebenernya bukan dia, tp orang tuanya dengan memakai nama untuk penerima manfaatnya itu anaknya. Menurut gue itu mind blowing banget karna keputusan sudah sangat dipikirkan jauh-jauh hari sekali. 

Dari cerita itulah gue tergerak, kenapa ngga gue mikirinnya dari sekarang, daripada penghasilan tiap bulan gue simpen untuk beli rumah, nikah dll. Kenapa ngga sambil gue simpen, duitnya juga berkembang ya kan. Banyak orang mengkhawatirkan masalah ribanya, tapi kalo lo gak pernah nyoba, lo gak bakal tau. Dan ternyata setelah gue coba pun aplikasi2 investmen ini juga menyadari market Indonesia yang mayoritas muslim. Ternyata ada pilihan untuk investasi syariah. Lagi-lagi kalo kita belum pernah masuk ke suatu hal kita gak tau seberapa besar resikonya, dan resiko ini bisa kita kontrol dengan cara kita menguasai bidangnya. Nah apakah gue menguasai bidangnya? ngga sama sekali. Justru dengan gue belajar di suatu hal yang baru diluar dari bidang yang gue pahami, itu bakal balik lagi buat self-development. Yang ujung-ujungnya at least adalah investasi paling minimal yaitu memperkaya kemampuan diri sendiri. Jadi menurut gue nothing to lose. Mungkin gue gak akan sukses dari investment atau keputusan yang gue pilih sekarang, tp gue tetep mendapatkan gain dari ilmu yang gue dalami.

Gue juga mau cerita, karna di tengah situasi covid-19 yang lagi mewabah ini, banyak banget orang yang terpaksa dirumahkan alias menganggur karna majority of job itu melakukan pekerjaan direct dan secara fisik. Gue Alhamdulillah puji syukur kepada Allah karna gue sudah bekerja sebagai karyawan tetap di perusahaan yang sudah stable. Coba bayangin gue masih kerja di perusahaan bakery dimana semua gerainya harus tutup karna tidak ada mall yang buka. 

Walaupun begitu, gue tetep memikirkan kayaknya gue harus juga punya jaminan untuk penghasilan secara online, karna gue juga gak tau seiring perkembangan jaman, apakah perusahaan gue akan tetap bisa menghasilkan atau tidak. Gue sekarang lagi menggarap suatu ide bisnis, mungkin fasenya bakal lambat, tapi gue yakin dengan gue berani memulai pasti akan ada hasil yang akan gue dapatkan, at least balik lagi minimal self-development. Doakan ya semoga gue bisa mendapat partner bisnis yang sesuai dan ide ini bisa menjadi solusi untuk isu2 yang ada di masyarakat. Mungkin gue akan cerita mengenai apa bisnis yang lagi gue garap di post selanjutnya. See you!

You May Also Like

0 Komentar